Generasi Ketiga
Karena pelayanan PALAPA B2R akan segera berakhir pada tahun 1999, maka pada tahun 1995 TELKOM telah mulai mengerahkan sebuah tim untuk mempelajari aspek-aspek teknis dan bisnis untuk generasi satelit yang baru. Tim kajian ini kemudian mengusulkan agar TELKOM mengembangkan kapasitas satelit untuk memenuhi permintaan yang memiliki potensi sangat tinggi bagi trunking seluler (terutama permintaan PT. Telkomsel yang bertumbuh dengan sangat pesat pada saat itu) serta melayani VSAT untuk penggunaan Internet. Oleh sebab itu satelit TELKOM-1 (demikian nama generasi baru satelit ini) didesain khusus untuk kegunaan multi-carrier sehingga kapasitasnya mampu mencapai 2 kali lipat dari PALAPA B2R, khusus untuk VSAT-VSAT kecepatan bit rendah (low bit rate VSATs).
Untuk mengganti PALAPA B4, TELKOM sekali lagi meningkatkan kemampuan daya cakup satelit untuk melebihi kemampuan satelit dari generasi sebelumnya. Generasi ini mampu mencakup Guam sampai ke India serta negara-negara tetangganya, sehingga dapat melayani pasar jaringan regional. Perubahan-perubahan cakupan dapat dilihat pada Gambar 2.
Sebagai hasil perkembangan sistem transmisi terestrial di kawasan Indonesia barat (yakni sistem terestrial microwave yang mencakup Sumatra serta tulang punggung serat optik di Jawa), maka jumlah dan kapasitas stasiun bumi di Sumatra dan Jawa berkurang. Di beberapa kota, kebutuhan akan stasiun bumi tidak ada lagi karena lalulintas disalurkan melalui fasilitas terestrial.
Pada periode sesudah tahun 1990, TELKOM lebih banyak melakukan optimisasi penggunaan stasiun bumi. Permintaan lalulintas di kawasan Indonesia timur dapat dipenuhi melalui relokasi stasiun-stasiun bumi dari Jawa atau Sumatra. Saat digunakan untuk lalulintas yang rendah, antena parabola dengan ukuran lebih kecil banyak digunakan demi mengurangi pemakaian tempat selain untuk lebih memudahkan upaya relokasi dan transportasi ke daerah-daerah terpencil. Tambahan lagi, TELKOM juga mengganti sistem transmisi satelit analog menjadi sistem digital.
Sistem FDM/FM digantikan dengan TDMA Medium Bit Rate dan Low Bit Rate pada awal tahun 1990-an. Sistem TDMA Medium Bit Rate digunakan di keseluruhan 36 stasiun bumi sementara TDMA Low Bit Rate dipakai di 30 stasiun bumi. Pada tahun 1995 suatu sistem digital baru untuk komunikasi point-to-point telah lahir, sehingga TELKOM menggantikan hubungan-hubungan dengan lalu lintas tinggi antar kota yang sebelumnya menggunakan TDMA dengan Intermediate Data Rate (dengan kecepatan 2 Mbps). FDMA akhirnya sepenuhnya dihentikan pemakaiannya pada akhir 1996.
Untuk keperluan penyiaran televisi, TELKOM mulai menggunakan sistem digital MPEG-2 pada tahun 1996, dan kesemua fasilitas distribusi televisi analog pada satelit-satelit TELKOM telah selesai didigitalisasikan pada tahun 2000. Dengan demikian, TELKOM mampu untuk mengurangi kebutuhan transponder televisi sampai setidaknya _ dengan kualitas yang sama baiknya bila dibandingkan dengan persyaratan transponder sistem analog.
Pada tahun 1996, TELKOM juga mulai menyediakan layanan Satellite News Gathering dimana Kendaraan SNG diperlihatkan pada gambar ini



Post a Comment